marquee

welcome to my blog!! Enjoy it! DQalb

Kamis, 20 September 2012

Makalah Titik Didih Dan Titik Beku


Assalamualaikum wr.wb

Ini adalah makalah kimia yang dibuat oleh saya sendiri dengan data yang valid dari percobaan yang saya lakukan dengan teman-teman saya di kelas. Dengan semangat empat enam, akhirnya makalah ini dapat terwujud dengan baik. Penulisannya dimulai dari pukul 10 malam hingga 2 pagi. Ditemani dengan kue bawang buatan emak dan secangkir air putih, saya akhrirnya bisa melakukannya. 





 BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Adanya zat terlarut yang nonvolatile(tidak mudah menguap) menyebabkan penurunan tekanan uap pada suatu larutan. Karena tekanan uap larutan selalu lebih rendan daripada tekanan uap pelarut murni pada suhu berapapun, maka garis beku (perbatasan fase padat-cair) dan garis didih (perbatasan fase cair-gas) untuk larutan berada dibawah garis beku/ didih pelarut. Sebagai konsekuensinya, pada tekanan yang sama titik didih larutan menjadi lebih tinggi daripada titik didih pelarut dan titik beku larutan menjadi lebih rendah daripada titik beku pelarut.

1.2   Tujuan
Mengetahui faktor-faktor penyebab kenaikan titik didih dan penurunan titik beku pada larutan elektrolit dan non-elektrolit


BAB II
LANDASAN TEORI

                Titik didih merupakan satu sifat yang dapat digunakan untuk     memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah. Karena adanya zat terlarut menurunkan tekanan uap, maka suhu larutan harus dinaikkan agar dapat mendidih. Dengan demikian, titik didih larutan akan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni.
                Begitu juga dengan penurunan titik beku. Gejala penurunan titik beku analog dengan kenaikan titik didih. Adanya penurunan tekanan uap larutan menggeser garis beku ke kiri, sehingga titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni.






BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu/Tanggal                 : Pukul 07.30 – 09.30 WIB / 16 September 2012
Tempat                                                : Laboratorium SMA Negeri 16 Medan

3.2 Alat dan Bahan Praktikum
                3.2.1 Alat
1.       Termometer
2.       Erlenmeyer
3.       Neraca
4.       Hot Plate
                                3.2.2 Bahan
1.       NaCl
2.       Sukrosa
3.       NaOH
4.       Urea
5.       Air
                                3.2.3 Skema Praktikum
Rounded Rectangle: Larutkan air dengan bahan-bahan didalam erlenmeyer                                                1. Percobaan 1
                                                               
Rounded Rectangle: Panaskan dengan HotPlate               


 




                                                                                                                       
                                                



                                                 2. Percobaan 2
Rounded Rectangle: Larutkan Air dengan Bahan-Bahan didalam erlenmeyer                                                               
 

Rounded Rectangle: Hitung Titik Beku LarutanRounded Rectangle: Ukur Titik Beku Larutan                                                                                                                                                                               






BAB 4
HASIL PENGAMATAN DAN PENGHITUNGAN
4.1 Hasil Pengamatan
                                4.1.1 Percobaan 1
Larutan
Titik Didih
Waktu
NaCl
102 °C
1’
Sukrosa
111 °C
1’ 59’’
7NaOH
100 °C
1’ 7’’
Urea
100 °C
1’ 5’’
Air
100 °C
59’’

                                                 4.1.2 Percobaan 2
Larutan
Titik Beku
Waktu
NaCl
-9 °C
-
Sukrosa
-10 °C
3’ 4’’
NaOH
-

Urea
-7 °C

Air
-3 °C
1’ 19’’
                               



4.2 Hasil Perhitungan
                                                                4.2.1 Kemolalan
·         NaCl (Mr=58)                     =
                                                =2,6 Molal
·         Sukrosa (Mr=3420)          =
                                                = 1,77 Molal
·         Urea (Mr=60)                    =
                                                = 3,06 Molal
·         NaOH (Mr=40)                  =
                                                = 2,5 Molal                        

                                               

BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Faktor Titik Didih
                 Hasil eksperimen Roult menunjukan bahwa Kenaikan titik didih     larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut    semakin besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut             murni. Hal ini juga diikuti dengan penurunan titik beku pelarut murni, atau             titik beku larutan lebih kecil dibandingkan titik beku pelarutnya. Roult         menyederhanakan ke dalam persamaan

Tb = kb . m
            Tb = kenaikan titik didih larutan
                        Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk             1 mol   zat dalam 1000 gram pelarut)
                        m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
            Perubahan titik didih atau ΔTb merupakan selisih dari titik didih     larutan             dengan titik didih pelarutnya, seperti persamaan :
ΔTb = Tb – Tbº
            Hal yang berpengaruh pada kenaikan titik didih adalah harga kb      dari zat pelarut. Kenaikan tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut,         tapi oleh jumlah partikel/mol terlarut khususnya yang terkait dengan             proses ionisasinya. Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan     untuk   kenaikan titik didik harus dikalikan dengan faktor ionisasi         larutan,            sehingga persamaannya menjadi :

Dimana,
            n = jumlah ion-ion dalam larutan
            α = derajat ionisasi

                                        
5. 2. Faktor Titik Beku
Di percobaan ini kita menemukan setiap zat-zat yang di teliti berbeda-beda. Misalnya saja pada sukrosa mempunyai titik beku paling tinggi dan Urea yang memiliki molalitas berbeda lebih rendah titik bekunya dibanding dengan NaOH dan NaCl. Dan tentunya semakin besar molalitasnya maka larutan tersebut semakin rendah titik bekunya.
Garam memiliki titik beku yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pelarut murni “air”. Apabila ke dalam air kita larutkan garam dan kemudian suhunya diturunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu larutan tersebut secara perlahan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan fasa padat, akibatnya saat proses pendinginan berlangsung, larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair. Hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku larutannya.
Untuk jumlah konsentrasi sebuah larutan terhadap titik beku dan titik didih, semakin besar konsentrasi zat tersebut akan mengakibatkan semakin tingginya titik didih larutan dan semakin tingginya penurunan titik bekunya.




BAB 6
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1.       Sukrosa mempunyai titik didih paling tinggi dari keempat bahan yang ada
2.       Sukrosa juga mempunyai titik beku paling rendah dari ke empat bahan yang ada
3.       Konsentrasi larutan berbanding lurus dengan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku

Tidak ada komentar: