Di era super duper canggih ini, setiap kebutuhan manusia
dibantu oleh teknologi. Kalkulator, telepon, komputer, televisi, dan banyak
lagi teknologi yang beredar di zaman ini. Begitu juga di ranah pendidikan,
teknologi juga menjadi salah satu elemen penting dalam pengaplikasiannya. Akan
tetapi, teknologi yang digunakan terkadang tak sesuai dengan apa yang
diharapkan dan bahkan menjadikan manusia malas untuk melakukan yang seharusnya.
Dalam
pendidikan, teknologi digunakan sebagai penunjang pembelajaran. Banyak
teknologi terbaru muncul untuk memudahkan dan terkadang membuat manusia dilema
akan teknologi ini. Salah satu contohnya adalah ketika dosen memberikan tugas
rumah dan harus dikerjakan dengan membaca buku A, banyak murid yang tidak membaca
buku tersebut dan beralih ke uncle Google
untuk melihat setiap referensi dan jawaban-jawaban dari tugas tersebut
*curhatan mahasiswa :’). Sudah terbukti bahwa manusia zaman Miley Cyrus, Justin
Bieber, dan Katy Perry ini sangat dilema akan teknologi yang beredar.
Bagaimanapun
juga, teknologi tak bisa dipisahkan dari ranah pendidikan. Banyak teknologi
yang sangat membantu proses pembelajaran dan
juga membuat dilema setiap pemakaiannya. Ane membuat contoh “pembelajaran
jarak jauh”. Sudah banyak sekolah-sekolah modern di Indonesia menggunakan
pembelajaran jarak jauh antara siswa dan guru. Guru berada di Jakarta, para
murid mungkin berada Tokyo, Liverpool, Manchester, dan dipelosok dunia lain.
Bagaimana caranya? WEBCAM. Para murid
dan guru menggunakan aplikasi yang dapat membantu mereka menatap satu sama lain
di tiap komputer mereka. Siapa bilang ini
tidak bisa dilema? Para guru yang menggunakan pembelajaran ini kemungkinan
apabila mengajar secara langsung, akan berubah malas karena webcam ini. Yang biasanya ia hanya duduk
dan membacakan buku untuk muridnya yang entah
dimana, sekarang ia harus aktif menerima tiap pedang pertanyaan langsung
dari muridnya. Dan murid menjadi tidak efektif menerima tiap pembelajaran
tersebut.
Ya,
pastinya terjadi revolusi teknologi pada zaman ini. Bisa dibandingkan dengan
zaman Elvis Presley, Bimbo, The Beatless (zaman orang tua doeloe). Dulu
teknologi sangat sulit diraih. Untuk mengerjakan tugas, dibutuhkan tiga sampai
empat buku untuk menemukan jawabannya. Untuk tugas makalah, mereka harus
mengetik dengan mesin tik. Dibutuhkan surat untuk mengirim pesan kepada teman
jauh, dan banyak lagi. Perjuangan mereka sangat berat, hidup mereka sangat
pedih, Jenderal Muda! Kurang dilema apalagi generasi muda ini?
Ya, dilema
apabila kita tak bisa menggunakannya secara efektif dan efisien.
“Ke-di-le-ma-an” ini bisa kita ubah dengan menggunakan teknologi dengan baik.
Dengan tetap menjunjung tinggi sosiokultural. Ketika dosen memberikan tugas, dan
mahasiswa “mencuri” referensi dan jawaban dari internet, apakah ini sesuai
dengan sosiokultural bangsa Indonesia? Ingat
kata mama, mencuri itu dosa loh. Apa salahnya membaca buku? Toh, dengan
membaca buku, kita akan lebih mendapatkan informasi yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan. Ketika dosen dan mahasiswa menggunakan “pembelajaran
jarak jauh”(selalu digunakan), akan lebih baik jika pembelajaran ini tidak
terlalu sering digunakan agar dapat membuat pembelajan aktif dan efektif.
Keefisienan teknologi dapat
mengubah setiap langkah manusia di zaman modern ini. Melek sedikit sudah
berubah teknologi. Apabila tidak diikuti, ya akan gaptek nantinya. Oleh karena
itu, gunakanlah teknologi sebaik mungkin dengan tetap menjunjung kehidupan
manusia yang bermoral dan bermartabat. Menggunakan teknologi agar mempermudah
setiap aktivitas.
Didalam dunia pendidikan memang
harus sudah digunakan peralatan teknologi canggih untuk mempermudah
pembelajaran. Gunakanlah teknologi dengan efisien dan efektif agar tidak
diperbudak oleh teknologi. JANGAN DILEMA TEKNOLOGI!
@dqalb